Minggu, 07 Februari 2021

Sajak Marhaen




Nusantara yang kaya berulang kali diperkosa.
Hingga menjadi bangsa yang merdeka.
Indonesia masih menjadi satu bangsa yang kaya.
Namun dikeruk dan ditindas dengan mengesampingkan bahaya.

Revolusi bung besar hanya gerbang saja.
Kini kemerdekaan liar diilhami umat berbangsa.
Kita bersyukur dia mampu menerjemahkannya.
Jadi satu garis perjuangan yaitu marhaenisme namanya.

Marhaen bukan saja hanya petani di Bandung.
Dia adalah gambaran penindasan terhadap ibu kandung.
Aku bertanya entah dimana letak rasa beruntung. 
Jika marhaen tak bersatu dan masih saling merundung.

Kau tau apa api yang membara dari marhaenisme.
Menolak penindasan manusia atas manusia.
Bangkitlah dari keterpurukan mu wahai bangsa.
Tunjukkan lagi bara yang tak padam dari marhaenisme.

Rapatkan kembali semut-semut merah.
Susun kembali apa yang telah diubah. 
Jangan ragu untuk berani menyentuh.
Raga kita memang tak miliki kita utuh.

Kita menolak penindasan bangsa atas bangsa.
Kita menentang kapitalisme berkuasa.
Karena kita meminta persatuan Indonesia.
Meminta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kita adalah kaum yang selalu kalah.
Namun kita tak pernah ditaklukkan dan putus asa.
Kumpulkan kembali marhaenisme yang membara.
Kita harus ada dan berlipat ganda tanpa mengalah.

Pekikkan lah semangat ini !!!
Marhaen menang !!!
Merdeka !!!
Merdeka !!!


Palangka Raya, 06 February 2021.

0 komentar:

Posting Komentar