Kita pernah menembus waktu dengan kuda merah mu.
Ke suatu tempat yang kau sebut Kuala Pembuang.
Ku susuri tiap inci jalan beraspal itu.
Jalan yang ku lalui adalah jalan kenangan.
Visual ku hampir blacksreen.
Mengingat senyum dan peluk mu.
Jantungku hampir garis satu.
Mengingat kini kau tak lagi milikku.
Ah, kau kupu-kupu merah ku.
Teganya kau membandingkan ku.
Bagai air sungai keruh dan bibir pantai yang keruh.
Mungkin begitulah angan dibenak mu.
Saat ku dengar suara kodok memanggilku.
Dia memecahkan angan ku dengan nadanya.
Hey kau pemuda lesu malangnya nasib mu.
Tak punya luas tanah dan 3 ekor lembu.
Pematang Limau Seruyan, 11 Februari 2021
0 komentar:
Posting Komentar